Mengenal Udeng, Drescode Unik Reboisasi UMY Switch Off 2021

March 25, 2021, oleh: superadmin

Ada yang berbeda dengan kegiatan Reboisasi UMY Switch Off 2021 pada Minggu (21/3) kemarin. Jika biasanya peserta hanya datang, mengikuti seremoni acara, menanam pohon, dan berakhir begitu saja maka berbeda dengan peserta Reboisasi UMY Switch Off kali ini. Dilihat sekilas, para peserta menggunakan dress code putih hitam untuk panitia dan pakaian bebas bagi warga ataupun pemuda Dusun Boyong. Namun, ada tambahan untuk peserta laki-laki yakni dengan dipakainya “Udeng” atau penutup kepala.

Udeng adalah ikat kepala yang biasanya digunakan oleh masyarakat Bali. Meski demikian beberapa daerah di Jawa pun memakainya. Misalnya di Sunda yang biasa di sebut dengan totopong, di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur disebut iket atau blangkon. Di Sumatera udeng juga di sebut dengan ikek, deta, atau destar. Udeng bukan sebatas ikat kepala pada pria, namun ia memiliki makna agar si pemakai memiliki fikiran yang kukuh, fokus, matang, dan tidak terombang-ambing oleh keadaan apapun.

Udeng di Jawa sendiri sering kali di sebut dengan iket. Iket berasal dari kata “ket” atau “buket” dalam istilah Jawa yang berarti pekat. Hal ini memiliki maksud ketika seseorang sudah memakai iket atau udeng, maka sudah tidak ada lubang atau celah di kepalanya. Udeng awalnya digunakan di Indonesia karena negara ini memiliki iklim tropis, lembab, dan terkadang sinar matahari memang menyengat. Sehingga fungsi awal udeng adalah guna menghalangi keringat agar tidak menetes di mata.

Udeng berbentuk kain segi panjang yang kemudian dilipat menjadi segi tiga ketika hendak memakainya. Jenis dan motif udeng pun beragam. Mulai dari kain batik berlatar hitam dengan warna batik putih atau kain berbatik motif kembang berlatar belakang merah dengan motif kembang warna merah tua. Dalam perkembangannya, mulai banyak udeng dengan motif batik lembaran dan warna yang beragam.

“Kita memakai udeng karena sesuai dengan sesuai dengan konsep acara sendiri yakni berbudaya di tengah globalisasi dan modernisasi. Kemarin setelah komunikasi dengan pemuda dan lurah, kami memang memutuskan untuk tidak hanya melakukan reboisasi, tetapi juga dengan hal lain salah satunya melestarikan budaya sendiri. Udeng sendiri kan salah satu budaya di Jawa, ketika Mataf Fakultas Teknik kami juga diwajibkan memakainya. Awalnya ingin menggunakan pakaian pewayangan, namun terkendala dengan persiapan jadi belum sempat,” ungkap Fajar, ketua pelaksana.