Perkembangan Teknologi Informasi dan Dampaknya

June 18, 2019, oleh: superadmin

TEKNIK MESIN, BANTUL – Kemajuan teknologi informasi dan kemudahan masyarakat mengakses internet perlu disikapi dengan lebih hati-hati. Internet membuat masyarakat mudah melakukan akses terhadap beragam berita dan kontan positif, tetapi juga mudah mengakses beragam berita dan konten negatif bagaikan pedang bermata dua. Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) beserta mahasiswa KKN-PPM (UMY) melakukan sosialisasi di Dusun Sapuangin, Trimurti, Srandakan, Bantul tentang perkembangan teknologi informasi dan dampak positif negatif dari kemajuan teknologi tersebut.
Kegiatan ini diawali dengan observasi terhadap 30 warga yang mempunyai anak berusia dibawah 10 tahun. Hasil observasi menunjukkan bahwa 30 warga tersebut sudah sehari-hari melakukan aktivitas berselancar di dunia maya, akibatnya anak-anak dari responden juga sudah terpapar internet.
Paparan internet terhadap anak tidak bisa dipandang sebelah mata, banyak penelitian yang mengungkapkan dampak negatif dari aktifitas internet yang dilakukan anak secara berlebihan. Menurut praktisi pendidikan anak D. Denis P. Putrantya, S.Psi.  Anak dengan paparan smartphone berlebihan dapat mengakibatkan emosi yang tidak stabil, lebih tempramental, sulit merespon komunikasi, karena pada hakikatnya dunia anak seharusnya dipenuhi dengan aktifitas-aktifitas yang lebih melibatkan motorik anak. Dampak lain yang cukup dikhawatirkan adalah kemudahan anak dibawah umur untuk melakukan akses konten-konten negatif, mengandung kekerasan, pornografi, penipuan, berita bohong ‘hoax’. Orang tua harus selalu mengawasi aktifitas anak saat berinteraksi dengan gadget dan membatasi waktu interaksi anak dengan gadget.
Dalam kegiatan ini mahasiswa KKN-PPM UMY berinteraksi selama 30 hari tentang kehidupan warga dan anak usia PAUD terhadap aktifitas dunia internet. Mahasiswa KKN-PPM UMY bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Rela Adi Himarosa menyusun buku saku tentang “Panduan Internet Aman” yang ditujukan kepada warga Sapuangin khususnya yang masih memiliki anak usia dini. “Buku ini diharapkan mampu menjadi panduan warga untuk memproteksi aplikasi-aplikasi media sosial, dan aplikasi pencarian google mencegah dari menampilkan konten-konten negatif, serta orang tua dapat memantau aktivitas yang dilakukan anak saat menggunakan gadget”, terang Rela. (*RAH*)